Jumat, 19 Agustus 2011

Enam pertanyaan ...

Seorang guru tengah berkumpul dengan murud-muridnya. Kemudian ia mengajukan 6 pertanyaan
Pertama
“Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?” murid- muridnya ada yang menjawab “orang tua”, “guru”, “teman”, dan “kerabatnya”. Sang guru pun menjelaskan semua jawaban itu benar. Akan tetapi yang paling dekat dengan kita adalah “kematian”, sebab kematian adalah pasti adanya.
Lalu sang guru melanjutkan pertanyaan kedua
“Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini ?” murid-muridnya ada yang menjawab “negara Cina”, “bulan”, “matahari” dan “bintang-bintang”. Kemudian sang guru menjelaskan bahwa semua jawaban yang diberikan adalah benar. Tetapi yang paling benar adalah “Masa Lalu”. Sebab siapapun kita, bagaimanapun kita, dan betapa kayanya kita tetap kita tidak bisa kembali ke masa lalu. Karena itu kita harus menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang.
Sang guru meneruskan dengan pertanyaan ketiga.
“Apa yang paling besar di dunia ini ?” murid-muridnya ada yang menjawab “Gunung”, “Bumi”, dan “Matahari”. Sang guru kembali menjelaskan semua jawaban itu benar. Tapi yang paling besar yang ada didunia ini adalah nafsu. Banyak manusia menjadi celaka karena mengikuti  hawa nafsunya. Segala cara dihalalkan demi mewujudkan impian nafsu duniawi. Karena itu ber hati-hati lah dengan hawa nafsu. Jangan sampai nafsu membawa kita pada kesengsaraan dunia dan akhirat.
Pertanyaan keempat adalah
“Apa yang paling berat didunia ini ? Diantara murid-muridnya ada yang menjawab ”baja”, “besi”, dan “gajah”. Sang guru menjawab bahwa semua jawaban hampir benar. Tapi yang paling berat adalah memegang amanah.
Pertanyaan kelima dari sang guru adalah
“Apa yang paling ringan di dunia ini ?” Ada yang menjawab “kapas”, “angin”, “debu” dan “daun-daunan”. Sang guru mengatakan bahwa semua jawaban itu benar. Tapi yang paling ringan di dunia ini adalah meninggalkan ibadah.
Lalu pertanyaan keenam adalah
“Apakah yang paling tajam di dunia ini ?” murid-muridnya menjawab dengan serentak “pedang”. Sang guru kembali mengatakan bahwa jawaban itu hampir benar. Tapi yang paling tajam adalah “lidah manusia” karena melalui lidah manusia dengan mudahnya dapat menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri.
Sudahkah kita menjadi insan yang selalu ingat akan kematian? Senantiasa belajar dari masa lalu dan tidak selalu mengikuti hawa nafsu? Sudahkah kita mampu mengemban amanah sekecil apapun, dengan tidak meninggalkan ibadah serta senantiasa menjaga lidah kita ? marilah sama-sama kita renungkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar